Apa Sebab Musik Bisa
Menghanyutkan Dalam Nostalgia?
Musik memicu
beragam fungsi otak. Sebuah riset membantu menjelaskan mengapa mendengarkan
lagu favorit terasa menyenangkan sekaligus bisa menghanyutkan ke dalam
nostalgia.
Para
ilmuwan, Kamis (28/8), memberikan penjelasan atas fenomena tersebut,
berdasarkan riset atas 21 relawan muda. Alat pemindai functional magnetic
resonance imaging (fMRI) dipakai untuk memetakan otak para relawan ini
ketika kepada mereka diperdengarkan beragam musik termasuk rok, rap, dan
klasik.
Untuk setiap
jenis musik diputarkan enam lagu, masing-masing selama lima menit. Dari enam
lagu itu, empat di antaranya diasumsikan sebagai lagu ikonik dari genre musik
masing-masing. Adapun satu lagu adalah tembang berbahasa asing dan satu lagu
yang lain merupakan favorit relawan itu.
Para ilmuwan
mendapati pola aktivitas otak para relawan ketika mereka tidak suka atau
sebaliknya menyukai lagu yang sedang didengarkan. Para ilmuwan mencatat pula
refleks gerakan tangan setiap kali lagu favorit diperdengarkan.
Mendengarkan
musik yang disukai tetapi bukan lagu favorit, didapati telah membuka sirkuit
saraf di kedua belahan otak besar. Aktivitas saraf ini dikenal sebagai modus
default jaringan, yang berperan penting untuk memfokuskan internal pikiran.
Adapun
mendengarkan lagu favorit, didapati pula memicu aktivitas di bidang hippocampus
otak. Daerah otak ini bertanggung jawab atas pengelolaan memori dan emosi
keterikatan sosial.
Penelitian
soal efek musik favorit ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports,
dari proyek riset yang dipimpin Robin Wilkins di University of North Carolina.
Para
peneliti mengaku terkejut mendapati pola fMRI yang sangat mirip di antara para
relawan, mengingat ragam musik dan preferensi lagu yang didengar para relawan.
"Temuan
ini mungkin menjelaskan mengapa keadaan emosional dan mental yang sebanding
dapat dialami oleh orang-orang mendengarkan musik yang berbeda seluas Beethoven
dan Eminem," kata mereka.
Jean-Julien
Aucouturier, penyidik di National Centre Prancis untuk Riset Ilmiah (CNRS),
mengatakan riset ini menguatkan teori tentang bagaimana musik mempengaruhi
otak.
"Sampai
sekarang, ada hipotesis bahwa lagu-lagu favorit adalah sejenis super stimulus,
memicu pola yang sama, tapi yang lebih kuat (pengaruhnya) dibandingkan
lagu-lagu lain," kata Aucouturier.
"Namun,
penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas tersebut tidak memberikan rangsangan
kuat terhadap bagian yang dirangsang, lebih kepada membuat keterhubungan di
antara berbagai bagian (otak)," imbuh Aucouturier.
Aucouturier
merekomendasikan hasil riset ini dipakai untuk membantu pemulihan bagi orang-orang
yang kehilangan ingatan. Meski demikian, dia mengingatkan, tetap butuh banyak
pekerjaan lain untuk membangkitkan kembali memori yang rusak, dan butuh waktu
yang lebih lama daripada satu durasi sebuah lagu.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.