Pakar TI Kita Sesalkan Server
E-KTP di Luar Negeri
Pakar
teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Deddy Syafwan
menyesalkan "server" basis data Kartu Tanda Penduduk Elektronik
atau e-KTP/KTP-el seluruh penduduk Indonesia ternyata ada di luar negeri.
"Pada
awalnya saya kira 'server'-nya ada di Indonesia, namun ternyata di Belanda.
Jika demikian maka ada kepentingan luar yang bermain pada e-KTP ini," ujar
Deddy di Jakarta, Minggu (16/11), seperti dikutip Antara.
Data e-KTP,
kata dia, sangat penting dan berharga bagi bangsa Indonesia, meskipun masih
banyak penduduk yang datanya bermasalah atau belum terdata.
"Dengan
dasar apapun, kalau 'server' nya berada di negara lain, sama saja menjual
seluruh data bangsa ini ke asing," ucapnya.
Data
kependudukan adalah data dasar terpenting di sebuah negara. Data tersebut,
yakni terkait kelahiran, agama, pendidikan, alamat, nomor induk kependudukan,
dan yang terpenting sidik jari.
"Semua
ini adalah data prinsipil kita. Buat apa kita hidup, kalau kerahasiaan data
kita sudah tidak ada? Pihak asing akan sangat mudah memetakan kondisi demografi
kita, dan yang terpenting e-KTP sudah tidak aman lagi," jelas dia.
Ia
mempertanyakan mengapa Kementerian Dalam Negeri begitu mudah menaruh server-nya
di Belanda. Padahal, di dalam negeri banyak lokasi "server" yang
aman.
"Posisi
'server' di luar negeri ini bisa membuat siapapun di luar sana bermain dengan
data kependudukan kita. Tidak ada gunanya lagi kita melanjutkan program e-KTP
ini," ujar dia.
Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebelumnya memastikan menyetop pembuatan e-KTP
hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Tjahjo khawatir karena server
untuk chip di e-KTP berada di negara lain.
Tjahjo
mengungkapkan sejumlah fakta yang ditemukan yang dianggap cukup serius.
Pertama, ada dugaan korupsi dalam proyek itu. Kedua, server yang digunakan
e-KTP milik negara lain sehingga database di dalamnya rentan diakses pihak
tidak bertanggungjawab.
Ketiga,
vendor fisik e-KTP tidak menganut open system sehingga Kemendagri tidak bisa
mengutak-utik sistem tersebut. Keempat, banyak terjadi kebocoran database.
Misalnya, di kolom nama tertulis nama perempuan, tapi foto yang bersangkutan
menunjukan laki-laki.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.