Kucing Makhluk Egois dan Tak
Berperasaan
Kucing
ternyata hewan yang egois dan tidak berperasaan. Lebih jauh kucing juga
menghancurkan lingkungan. Serta, yang paling harus diwaspadai, adalah
potensinya membawa parasit yang mengingkatkan risiko mengubah perilaku manusia
— mulai dari neurotik, skizofrenia, hingga kecenderungan bunuh diri.
Berikut
simpulan berbagai riset dan eksperimen yang membuktikan hal-hal di atas.
1. Kucing
mungkin tidak menyayangi Anda
Ketika studi-studi anjing menunjukkan kasih sayang dan kelekatan yang tulus
dengan tuannya, kucing peliharaan—dalam hubungannya dengan pemilik—bisa jadi
tidak memiliki rasa sayang sedikit pun. "Anda mungkin mencintai kucingmu,
tapi tidak berarti ikatan emosional yang sama tersimpan pada si kucing,"
kata Daniel Mills, dokter hewan dan peneliti di University of Lincoln, Inggris,
menegaskan.
2. Perangai
yang ditunjukkan kucing bukan wujud afeksi
Pecinta kucing kerap melihat tingkah laku dari kucing yang mendengkur dan
menggosok-gosokkan kaki sebagai tanda afeksi. Namun ada alasan kuat untuk
meyakini perilaku semacam itu bukan wujud afeksi yang ingin ditunjukkan hewan
ini. Melalui observasi, peneliti mengetahui bahwa kucing yang bertingkah
sedemikian ternyata punya pikiran yang berbeda.
Studi pada
2009, misalnya, mengklasifikasikan dengkuran kucing sebagai dua kondisi: apakah
dia menginginkan makanan, atau saat tidak menginginkannya. Suara dengkuran yang
terekam memiliki frekuensi berbeda.
Peneliti
menarik kesimpulan, kucing sudah tahu bagaimana caranya mendengkur untuk
membangkitkan naluri parenting manusia. Meski tidak selalu mendengkur
seperti ini, cara ini mereka pakai ketika ingin makan karena mereka tahu mereka
akan mendapatkannya. Sedangkan tingkah mereka suka menggosok kaki ke pemiliknya
(atau orang lain) sewaktu masuk ke ruangan diinterpretasikan sebagai suatu
usaha menandai wilayahnya dengan menebarkan bau tubuh.
3. Kucing
adalah spesies yang buruk bagi lingkungan
Kucing yang berasal dari Asia, adalah spesies invasif di Amerika Serikat.
Menjadi spesies invasif, kucing pun mengancam ekosistem lokal.
Dengan
dibiarkan berkeliaran, kucing dapat memangsa habis populasi burung dan populasi
mamalia kecil lain. Ini tentu merusak keseimbangan piramida ekologi. Penelitian
terkini pada tahun lalu mengindikasikan kucing-kucing telah membunuh burung
dalam jumlah melebihi perkiraan, mencapai miliaran burung per tahun.
4. Kucing
mengakibatkan gangguan jiwa
Suatu parasit yang disebut Toxoplasma gondii, yang banyak ditemukan pada
kotoran kucing mampu—secara tak kentara—mengubah kepribadian seseorang dalam
jangka panjang setelah infeksi laten.
Tentu tidak
pasti semua orang yang memelihara kucing terpapar penyakit dari kucingnya. Dan
tidak semua infeksi T. gondii juga berujung menimbulkan perubahan
kepribadian fatal. Meski begitu, tetaplah berhati-hati. Sebab melihat
prevalensi kasus di seluruh dunia, risiko yang ada cukup tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.